Tahun 2016 merupakan titik awal untuk mencapai target penyediaan
pendidikan yang berkualitas. Target ini menjadi poin ke-empat dari
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Target ini biasa disebut Agenda Pendidikan 2030.
“Target Agenda
Pendidikan 2030 untuk PAUD adalah memastikan seluruh anak laki-laki dan
perempuan memperoleh akses terhadap perkembangan, perawatan dan
pendidikan pra-SD (PAUD) yang bermutu untuk menjamin kesiapan memasuki
pendidikan dasar,” ujar Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Ella Yulaelawati, pada Rapat Koordinasi Nasional PAUD dan Dikmas tahun
2016, di Medan, Sumatera Utara.
Di Indonesia, lanjut Ella, upaya mencapai target tersebut sudah
dimulai dengan Program Satu Desa Satu PAUD. Capaian program cukup
menggembirakan. Sampai tahun 2016 tercatat 72,29 persen atau 58.174 desa
di seluruh Indonesia telah memiliki PAUD.
Saat ini berdasarkan
Dapodik PAUD 2016, jumlah PAUD di seluruh Indonesia mencapai 190.225
lembaga. Capaian lainnya adalah APK PAUD yang mencapai 70,10 persen.
Meskipun harus diakui di beberapa daerah, capaian APK PAUD masih di
bawah rata-rata nasional.
“Capaian menggembirakan ini sekaligus menunjukkan PAUD telah menjadi sebuah gerakan masyararakat,” tambah Ella.
Namun pertumbuhan PAUD yang demikian pesat menimbulkan tantangan tersendiri, yakni kualitas penyelenggaraan PAUD.
Penyelenggaraan
PAUD berkualitas, sesuai penelitian Profesor James Heckman, ahli
ekonomi dari Universitas Chicago dan peraih nobel ekonomi, merupakan
sebuah inventasi. Ia menggambarkan, investasi satu US Dollar dalam PAUD
berkualitas akan memeroleh imbal hasil investasi sebesar tujuh US
Dollar.
Jika PAUD berkualitas tersedia untuk setiap anak, sama artinya menyediakan tempat yang aman bagi anak untuk tumbuh dan belajar.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mewujudkan target
SDGs dengan mulai memberikan DAK BOP PAUD sebesar Rp 600 ribu per tahun
untuk 190.158 lembaga. Bantuan ini diprioritaskan bagi peserta didik
PAUD usia 4-6 tahun.
Upaya lainnya ditempuh dengan menyalurkan
bantuan alat permainan edukatif melalui dana dekonsentrasi dan
meningkatkan mutu guru melalui diklat berjenjang.
Upaya mewujudkan
PAUD berkualitas juga dilakukan melalui penumbuhan budi pekerti anak
sejak dini. Ada beragam cara yang ditempuh. Di antaranya melalui komik,
lagu, dongeng, cerita rakyat, buku-buku berbasis bahasa ibu, pedoman
guru tentang pelaksanaan kurikulum 2013, serta pedoman pengawasan
penggunaan bahan pembelajaran, dan APE.
“Kami juga mengundang
contoh-contoh baik dari khalayak yang kami unggah di Ruang Guru Online.
Laman ini berisi dongeng dan lagu dalam kanal Rumah Cerita,” kata Ella.
Sumber: DIRJEN PAUD-DIKMAS
0 comments:
Posting Komentar