Menuju Pendidikan Anak Usia Dini yang Lebih Baik
Latar Belakang
Latar Belakang
Anak terlahir dalam keadaan suci, sebagaimana firman Allah dalam
sebuah ayat Al-Qur’an: Kullu mauluudin yuuladul ‘alal fithroti, yang
artinya: setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Dengan keluguan
dan kepolosannya, ia laksana kertas putih yang akan memiliki warna dan corak
sesuai dengan yang digoreskan padanya. Rasa keingintahuannya yang besar dan
kemampuan analisisnya yang belum berkembang, cenderung menyebabkan anak meniru
segala yang dilihat dan didengarnya.
Orang tua selalu mendambakan anaknya memiliki keunggulan pribadi
yang dapat dibanggakan. Bukan hanya cerdas dan pandai, tetapi juga berakhlak
mulia. Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang masih mendewakan kecerdasan
intelektual (Intellegence Quotient/IQ) dan mengukur kemampuan anak
sebatas nilai akademisnya.
Padahal, menurut penelitian Daniel Goleman, pemopuler
kecerdasan emosional (Emotional Intellegence/EI atau Emotional
Quotient/EQ), IQ hanya menetukan 20% kesuksesan anak di kemudian hari.
Kesuksesan anak akan banyak ditentukan oleh kecerdasan emosinya (EQ). [1])
Empati, simpati, dan bentuk-bentuk kecerdasan emosional lainnya,
bila berpadu dengan kejujuran yang tertanam kuat sejak dini, akan mempermudah
anak untuk diterima di lingkungannya, disamping tentu saja akan menjdi modal
dasar yang sangat berharga bagi anak untuk hidup di masyarakat.
Meskipun juga harus disadari, bahwa upaya
pembentukan sifat jujur pada anak bukanlah hal yang mudah. Banyak aspek yang
saling terkait dan saling mempengaruhi, antara lain orang tua, guru, dan
masyarakat. Kedekatan anak dengan figur-figur di sekelilingnya, sedikit banyak
akan mempengaruhi pemahaman dan pandangan anak.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam karya tulis Pentingnya
Pembentukan Perilaku Jujur pada Anak sejak Usia Dini ini adalah sebagai
berikut:
- Apakah pengertian jujur itu?
- Apakah sebab-sebab anak suka berbohong?
- Mengapa pembentukan perilaku jujur pada anak sangat penting?
- Bagaimana caranya membentuk perilaku jujur pada anak?
Pengertian
Jujur seringkali diartikan sebagai lawan
berbohong. Menurut Sri Rahmawati, pengertian berbohong adalah menceritakan hal
yang tidak benar secara sadar. Sebenarnya setiap anak pernah berbohong, namun
ada yamg berkembang menjadi kebiasaan sampai tua, dan ada yang tidak
berkembang. Misalnya, anak-anak usia prasekolah (5-6 tahun) suka
melebih-lebihkan cerita. Hal ini terjadi karena mereka belum mampu membedakan
antara fantasi dan realita. Itulah salah satu penyebab anak-anak pada umumnya
sangat menyukai film kartun. [2])
Adapun bentuk-bentuk kebohongan yang seringkali
ditemukan pada anak antara lain:
1.
Penyangkalan sederhana
Misalnya
: anak mengaku sudah minum padahal belum. Mengatakan sudah mandi padahal belum
mandi.
2.
Mengurangi atau melebihkan
Misalnya:
anak menceritakan kehebatan ibu gurunya secara berlebihan, “Ibu guruku bisa
membuat robot sebesar rumah dan robot itu bisa bicara.” Padahal, ibu
gurunya hanya membuat robot-robotan dan yang berbicara adalah gurunya.
3.
Mengarang
Misalnya:
anak bercerita kepada temannya bahwa ia sudah sering naik pesawat terbang ke
luar negeri padahal ia belum pernah melakukannya.
4.
Membuat tuduhan palsu
Misalnya: anak memecahkan gelas tetapi ia
mengatakan bahwa yang memecahkan gelas itu adalah adiknya.
[1] Sahabat
Nestle, Ajari Si Kecil Berempati, dalam situs www.sahabatnestle.com
[2] Sri
Rahmawati, Menyikapi Anak Berbohong,dalam UMMI, Jakarta: Edisi No. 6/XII/2000
0 comments:
Posting Komentar