Theme Support

panelarrow

Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

Minggu, 15 Agustus 2021

Hal yang Harus Dilakukan Saat Anak Terlambat Berbicara

Hal yang Harus Dilakukan Saat Anak Terlambat Berbicara

Apa yang dirasakan Ayah dan Bunda, saat buah hatinya pertama kali memanggil “Ayah – Bunda” dengan suara kata yang terbata-bata seperti mengeja? Pastinya Ayah dan Bunda merasa sangat bahagia ketika mendengarnya.

Namun  apakah Ayah, Bunda, dan Sobat PAUD tahu, berdasar apa yang pernah disampaikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di beberapa media, ada sekitar 5 – 8 persen anak di Indonesia yang mengalami gangguan keterlambatan bicara ? 

Tahapan bicara pada anak biasanya dimulai sejak dini dari usia 6-9 bulan. Di usia ini, Si Kecil akan mulai bisa babbling atau mengulang suku kata yang sama, seperti “ma-ma-ma-ma” atau “pa-pa-pa”. Lalu saat Si Kecil memasuki usia 12 bulan atau satu tahun, ia pun sudah biasa mengucap “mama” atau “papa” dan mulai bisa mengeluarkan satu atau dua kata yang bermakna. Setelah itu, kosa kata Si Kecil pun akan bertambah seiring pertumbuhannya sampai ia benar-benar bisa berbicara.

Tahapan berbicara Si Kecil merupakan salah satu proses yang perlu diperhatikan orang tua. Sebagai informasi untuk ayah bunda dan sobat paud, setiap anak memiliki kemajuan perkembangan yang berbeda termasuk dalam hal bicara dan tak sedikit anak yang mengalami keterlambatan berbicara atau yang biasa disebut dengan speech delay.

Speech delay merupakan salah satu gangguan komunikasi yang wajar terjadi pada Si Kecil di masa pertumbuhannya. Namun jika hal ini dibiarkan, speech delay dapat menjadi gangguan serius yang berpengaruh pada kecerdasan dan juga perilaku Si Kecil di masa depan.

Untuk mengidentifikasi apakah buah hati kita mengalami gangguan keterlambatan berbicara, ayah bunda dan sobat paud dapat memperhatikan beberapa tanda berikut dibawah ini :

  1. Tidak mengoceh saat memasuki usia 15 bulan.
  2. Anak tidak dapat mengucapkan kata yang jelas saat usianya 2 tahun.
  3. Tidak mampu untuk mengucapkan kalimat pendek ketika usianya 3 tahun.
  4. Kesulitan mengikuti petunjuk.
  5. Artikulasi atau pengucapan yang tidak jelas.
  6. Sulit menyatukan kata-kata dalam sebuah kalimat.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orang tua saat buah hatinya mengalami beberapa tanda-tanda seperti di atas? namun Ayah, Bunda, dan Sobat PAUD tidak perlu khawatir, gejala keterlambatan berbicara pada anak dapat juga diatasi dengan memberi beberapa stimulasi saat di rumah. Berikut beberapa stimulan yang dapat dilakukan oleh ayah dan bunda, kepada si kecil saat dirumah :

1. Perhatikan gerak gerik pada anak
Ketika memasuki usia 1 tahun, si kecil sebenarnya sudah mengerti banyak kata, tetapi belum mampu mengucapkan kata tersebut. Namun ayah dan bunda dapat lebih memperhatikan  gerak-gerik untuk memahami maksudnya.

Contoh, jika anak memberikan lambaian tangan, ayah dan bunda dapat mengatakan “dadah”. Atau saat buah hati kita menunjuk suatu benda, ayah dan bunda dapat meresponnya dengan kalimat singkat, “adik/kakak mau main apa kita hari ini? main ini ya.” Dengan merespon gerak-gerik anak, hal ini dapat membantu melatih anak untuk menyampaikan apa yang mereka inginkan.

2. Sering mengajak anak berbicara
Meski buah hati kita belum mampu merespon dengan kata-katanya, namun ayah dan bunda dapat terus mengajak anak untuk berbincang dan bercerita. Salah satunya ayah dan bunda dapat menceritakan apa yang telah dialami sehari-hari atupun membacakan cerita dari buku-buku yang ada.

3. Beri respons menyenangkan saat mengajak anak berbicara
Saat si kecil memulai sebuah kata-kata apapun, kita dapat memberikan ia respon yang antusias. Namun, ketika ada kata-kata anak yang kurang tepat dalam pengejaan atau pengucapannya, ayah dan bunda tidak perlu langsung mengkoreksi kata-kata tersebut.

Biarkan buah hati kita mengucapkan kata apapun, dan kita dapat memberikan respon yang menyenangkan agar memotivasi anak semangat berbicara.

4. Batasi penggunaan gawai pada anak
Untuk melatih kemampuan anak dalam berbicara, tentunya perlu dilakukan komunikasi dua arah, sedangkan penggunaan gawai tidak memfasilitasi hal tersebut, karena si kecil hanya dapat merespon dengan mendengar tanp ada interaksi dua arah.

Sebagai informasi, beberapa penelitian untuk anak usia prasekolah hanya direkomendasikan penggunaan gawai 2 (dua) jam dalam sehari.

5. Gunakan kosa-kata yang benar
Dalam memberikan stimulasi kepada si kecil, ayah dan bunda tidak perlu mengikuti bahasa anak saat berbicara, seperti kata-kata cadel, atau lainnya. Orang tua sebaiknya menggunakan kosa kata yang benar, agar si kecil bisa terbantu untuk mengetahui cara pengucapan kata yang seharusnya. Ayah dan Bunda cukup mengulangi pengucapan kosakata yang kurang tepat tersebut dengan pengucapan yang benar. Misalnya, ketika anak mengucapkan “Aku mau num tutu”, Ayah Bunda mengulangi dengan kalimat; “Ooh..Hira mau minum susu.”

Selengkapnya silahkan klik DI SINI

0 comments:

Posting Komentar

Tepat Waktu Setiap Waktu

Temukan kami

Arsip

AMANAH Media Utama Paninggaran HP/WA 085200180842 ©2022. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Statistik Blog

Copyright © TK Pertiwi Paninggaran | Powered by Blogger
Design by AnarielDesign | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com